Covid-19 Tinggi Lagi, Dailami Firdaus: Rakyat Kehilangan Keteladanan Pemimpin

RMOLJAKARTA. Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta diperingati setiap tanggal 22 Juni. Jakarta tepat berusia 494 tahun pada 22 Juni 2021 ini. Namun, suasana hari jadi ibu kota pada tahun ini akan kembali sama seperti tahun sebelumnya.

Tidak ada pesta hingar bingar pesta rakyat atau festival yang digelar di Jakarta lantaran belum berakhirnya pandemi Covid-19.

Eks Anggota DPD RI Provinsi DKI Jakarta, Dailami Firdaus mengapresiasi tema “Jakarta Bangkit“ di momentum perayaan HUT DKI Jakarta kali ini.

Dailami menilai, tema tersebut menampilkan sebuah makna yang sangat kuat, dimana tahun lalu Jakarta juga mengalami hal serupa hingga membuat seluruh sektor mengalami keterpurukan.

“Kita sempat mengalami tren positif penurunan, tapi bulan ini kita masuk kembali ke fase peningkatan Covid-19 yang diluar kontrol,” kata Dailami dalam keterangannya, Selasa (22/6).

Dailami mengatakan, kondisi ini harus menjadi pelajaran bagi semua agar meningkatkan sinergi berkolaborasi dan saling bahu-membahu melawan Covid-19.

“Kita lawan dengan sikap disiplin menjaga dan mematuhi protokol kesehatan (prokes), memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan, dan tentunya berolahraga dan mengkonsumsi makanan yang sehat,” kata Dailami.

Dailami berpandangan, kembali melambungnya angka penularan Covid-19 bukan hanya karena kelalaian masyarakat.

“Peningkatan Covid-19 karena hilangnya keteladanan dari seorang pemimpin, sehingga mengakibatkan masyarakat cenderung merasa seperti turut mengabaikan,” kata Dailami.

Lanjut Dailami, kondisi ini diperparah dengan meningkatnya kebutuhan hidup, sementara aktivitas masyarakat dibatasi.

Dailami mendorong Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat segera merumuskan atau membuat terobosan kebijakan yang searah  untuk dapat mengatasi lonjakan kasus Covid-19.

“Jangan lagi ada kegaduhan dalam kebijakan, kita semua ingin sehat dan segera keluar dari pandemi ini,” kata Dailami.

Dailami menambahkan, setiap kebijakan pasti ada pengorbanan, dan tidak ada kebijakan yang sempurna.

“‘Namun diharapkan ada keadilan secara ekonomi bagi mereka yang terdampak dengan kebijakan yang diambil pemerintah,” demikian Dailami. Sumber : RMOLJAKARTA