Skip to the content
Indahnya Kebersamaan
April 29, 2016
By
admin
Dalam suatu perjalanan, Nabi saw meminta para sahabat agar memotong kambing. Mereka antausius merespon perintah Nabi. Sebagian mereka berkata, “Aku yang menyembelihnya.” Sebagian lagi berkata, “Aku yang mengupas [membuka] kulitnya.” Yang lain lagi berkata, “Aku yang memasaknya.” Nabi sendiri tak mau hanya perintah. “Aku yang mencari kayu bakarnya,” tegasnya.
Mereka tak ingin Rasul Mulia yang amat dicintai ikut bekerja dalam urusan masak-memasak ini. Namu, Nabi sendiri menolak, dan tak sedia hanya menonton dan duduk manis. Kata-nya: “Aku tahu kalian bisa mengerjakan semua ini. Tapi aku tak ingin menjadi “Istimewa” [berbeda] dari kalian. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang menempatkan dirinya “berbeda” dari pada saudara-saudaranya yang lain.” (Ithaf al-Sadat al-Muttaqin 7/102).
Kisah ini sungguh menarik dan menggambarkan indahnya suatu kebersamaan. Rasul, melalui kisah ini, ingin mengajarkan kepada kita beberapa hal penting tentang kebersamaan dalam hidup.
Pertama, soal pembagian peran dan tanggung jawab (tauzi` al-Adwar). Dalam suatu komunitas, setiap orang harus jelas kdudukan dan tanggung jawabnya, sehingga ia dapat mengambil peran dan memberikan sumbangan berarti bagi kemajuan bangsa. Hal yang perlu dihindari, ialah jangan sampai ada diantara aggota masyarakat yang tinggal diam, tanpa dukungan dan partisipasi bagi perjuangan umat. Dukungan itu, seperti diterangkan Nabi saw dalam hadis lain, bisa berupa harta dan kekayaan (material), pemikiran dan gagasan (intelektual), tenaga (fisikal), dan juga do`a (spiritual).