Kasus Ratusan Siswa Terancam Gagal Ikut SNBP 2025: Komite III DPD RI Tekankan Pentingnya Akurasi Data Pendidikan
Februari 7, 2025JAKARTA, balipuspanews.com – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI memberi perhatian serius atas kasus terancamnya ratusan siswa dari berbagai sekolah di Indonesia yang kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025.
Wakil Ketua Komite III DPD RI, Prof. Dr. Dailami Firdaus mengatakan kasus ini menjadi persoalan serius yang mendapat solusi dan penangan dari pihak terkait dan berwenang.
“”Ini merupakan sebuah masalah serius yang tidak hanya merugikan siswa dan orang tua, tetapi juga mencoreng sistem pendidikan kita yang seharusnya mempermudah akses ke pendidikan tinggi. Akurasi data dan ketelitian dalam proses administrasi sangat penting, karena kesalahan kecil bisa berdampak besar bagi masa depan generasi muda,” ujar Dailami Firdaus di Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Masalah berawal dari ketidaksempurnaan pengisian dan finalisasi data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) yang dilakukan pihak sekolah. Akibatnya, banyak siswa yang tidak dapat mengikuti proses pendaftaran SNBP meskipun sudah berjuang keras selama tiga tahun untuk memperoleh nilai terbaik.
Sejumlah sekolah yang terkena dampak tersebut, antara lain SMK Negeri 2 Surakarta, SMAN 1 Mempawah, dan SMAN 7 Cirebon. Para siswa dari sekolah-sekolah ini menggelar aksi protes di lingkungan sekolah masing-masing. Mereka menuntut pihak sekolah bertanggung jawab atas kelalaian yang terjadi. Siswa merasa dirugikan karena gagal memanfaatkan kesempatan mengikuti SNBP, jalur penerimaan tanpa ujian berbasis prestasi yang lebih mengutamakan kemampuan akademis.
Dailami menyesalkan karena kelalaian dalam penginputan data pada PDSS oleh pihak sekolah tersebut berdampak langsung pada sejumlah siswa yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti jalur seleksi prestasi.
Dailami menekankan pentingnya pembenahan sistem administrasi di seluruh sekolah, baik di tingkat daerah maupun nasional. Ia juga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap pengawasan sistem PDSS agar kesalahan serupa tidak terjadi di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan meski pihak sekolah sudah berencana untuk membantu siswa agar bisa mengikuti UTBK melalui jalur SNBP, peluang untuk lolos kini semakin terbatas.
“Penting untuk memberikan ruang yang adil bagi siswa yang berprestasi. Mereka harus mendapatkan kesempatan yang setara tanpa ada kendala administrasi yang menghalangi,” tegasnya.
Sementara itu, pihak SMAN 1 Mempawah telah meminta maaf atas kelalaian tersebut dan berjanji akan bertanggung jawab penuh. Kepala sekolah juga memastikan akan meningkatkan sistem dan prosedur pendaftaran agar kejadian serupa tidak terulang.
Dailami berharap agar semua pihak bekerja sama untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapat akses pendidikan yang adil dan transparan, tanpa hambatan administratif.
Penulis : Hardianto
Editor : Oka Suryawan
sumber : balipuspanews.com