Kenal Lebih Dekat

guru besarProf. Dr. H. Dailami Firdaus tokoh muda yang sudah sejak lama aktif dalam dunia pendidikan, dakwah, dan sosial, mengiktui jejak dan langkah ibundanya, Prof. Dr. HJ. Tutty Alawiyah AS, dan kakeknya, ulama besar asal Betawi, KH. Abdullah Syafi`i. Semangat keilmuan dan keulamaan Prof. Dailami Firdaus, juga semangat juangnya dalam kancah dakwah, ditempa dan mengalir dari kedua tokoh besar ini.

Sebagai intelektual muda, pada hemat saya, Prof. Dailami Firdaus memiliki kekuatan dan keunggulan yang tidak dimiliki tokoh-tokoh muda yang lain. Dalam pandangan saya, Prof. Dailami Firdaus memiliki 5 (lima) keunggulan yang bisa dinyatakan dengan 5 K, yaitu, kekuatan Keluarga, Keilmuan dan keulamaan, Kiprah dan kejuangan, Kerjasama dan jaringan, serta Kesiapan menerima amanat dan tanggung jawab kepemimpinan.

  1. 1. Keluarga religius dan harmonis

Seperti diketahui, Prof. Dailami Firdaus lahir dari pasangan ideal, H. Achmad Chotib Naseh dan Prof.Dr. HJ. Tutty Alawiyah AS. Cucu KH. Abdullah Syafi`ie ini, tumbuh dan dibesarkan di lingkungan keluarga bahagia, yang harmonis, religius, serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan keluhuran budi pekerti. Aroma dan aura keislaman sangat kuat dalam keluarga ini. Inilah lingkungan keluarga yang kemudian membentuk sosok dan jatidiri Prof. Dailami Firdaus Kesantunannya, sifat sabar, dan kasih sayangnya kepada anak-anak yatim dan kaum dhu`afa`, diwarisi dari ayahandanya, H. Ahmad Chotib Naseh. Sementara keilmuan, keulamaan, dan ghirah-nya yang kuat dalam kancah dakwah dan pendidikan Islam, mengalir deras dari ibundanya, Prof. Dr. H. Tutty Alawiyah AS, MA dan kakeknya, KH. Abdullah Syafi`ie.

Secara psikologi, kejiwaan seseorang, karakter, dan apa yang kini disebut life skills, sebagian besar dibentuk dan ditentukan oleh atau dalam keluarga. Keluarga, seperti disebut oleh Rasulullah saw merupakan lingkungan/lingkaran pertama yang sangat berpengaruh terhadap kejiwaan dan jatidiri manusia. Keluarga juga merupakan sokoguru masyarakat Islam. Maka, kata ulama besar dunia, Syekh Yusuf Qardhawi, tak akan pernah ada komunitas Islam dan umat Islam, kecuali ada rumah tangga-rumah tangga Islam.

  1. 2. Keilmuan dan keulamaan integratif

Sebagai tokoh muda Islam, Prof. Dailami Firdaus dikenal memiliki ilmu dan wawasan keislaman yang luas. Pedidikannya, baik formal maupun non formal, dengan sendirinya memengaruhi keilmuan dan keulamaannya. Riwayat pendidikannya tergolong lancar dan suskes, dari jenjang Strata Satu (S-1) hingga program Doktor (S-3), bahkan jabatan fungsional Guru Besar telah pula diraihnya dari salah satu Universitas terkemuka di China (Jiaying University, salah satu dari 6 Universitas terbesar di RR China. Pengalaman pendidikan Prof. Dailami Firdaus pada hemat saya, bersifat integratif dalam arti memadukan antara pendidikan agama dan umum (sains modern). Ia menimba ilmu agama di Madrasah dan Pesantren As-Syafi` iyah yang didirikan oleh kakek dan ibundanya sendiri, KH Abdullah Syafi`ie dan Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS, MA. Di samping itu, ia mendalami ilmu hukum di Universitas Brawijaya (UB) Malang dan American University, Washington, DC Amerika Serikat. Selain pernah belajar di Barat (Amerika), Prof. Dailami Firdaus, meski tidak lama, pernah juga menuntut ilmu di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Ini merupakan integrasi dalam bentuk yang lain lagi yang mengawinkan antara tradisi pemikiran Timur dan Barat. Integrasi memang menjadi salah satu ciri dan orientasi As-Syafi`iyah, dan merupakan gagasan yang sejak awal dikedepankan baik oleh KH. Abdullah Syafi`ie maupun Prof. DR. Hj. Tutty Alawiyah AS, MA.

  1. 3. Kiprah dan kejuangan Solutif

Seperti Prof. Tutty Alawiyah, ibundanya, Prof. Dailami Firdaus dikenal sebagai tokoh muda yang memiliki banyak bakat (multy talent). Ia pandai mengaji, mengajar, menulis, berceramah, dan berdakwah. Satu lagi yang tak boleh dilupakan, Prof. Dailami Firdaus, juga pandai dan ahli dalam bidang IT dan teknologi multi-media, Serta pandai memainkan alat music keyboard. Dalam hal ini, Prof. Dailami Firdaus tuangkan kepandaiannya mengiringi music anak-anak yatim As-Syafi`iyah menyanyi di saat saat aca acara di Pesanteren Khusus Yatim As-Syafi`iyah. Bakat-bakat yang dimilikinya juga integratif dan multy-quotient, memadukan kemampuan antara agama dan ilmu, dan antara etika dan estetika.

Meski tergolong lingkaran dalam dan owner, karier Prof. Dailami Firdaus, di Universitas Islam As-Syafi`iyah menapak dari bawah, mula-mula sebagai dosen (tenaga pengajar), lalu Pudek I dan belakangan baru Dekan Fakultas Hukum, dan seterusnya sekarang duduk sebagai Wakil Rektor II bidang Kerjasama. Selain di UIA, kiprah Prof. Dailami Firdaus banyak membantu dan mendukung sepak terjang dan perjuangan ibundanya, Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah, baik di dalam dan luar negeri dalam kedudukannya sebagai Rektor, Ketua BKMT, Presiden IMWU, maupun sebagai da`i dan pembicara dalam event-event besar internasional. Prof. Dailami Firdaus selalu menemani dan mendampingi perjalanan dakwah Prof. Tutty ke berbagai negara baik di Timur maupun di Barat.

Di BKMT maupun IMWU, peran dan dukungan Prof. Dailami Firdaus, juga besar. Gagasan dan sumbangan pemikirannya sangat progresif dan solutif dalam arti menawarkan pembaharuan dan alternatif pemecahan masalah untuk kemajuan umat dan bangsa. Dalam setiap event besar di BKMT, Prof. Dailami Firdaus, tak pernah ketinggalan, memberikan motivasi dan inspirasi untuk seluruh pengurus dan jemaah BKMT di seluruh pelosok tanah air.

  1. 4. Kerjasama dan jaringan Kolaboratif

Putra ke-2 Prof. Tutty ini, dikenal sangat pandai bergaul, disukai dan memiliki banyak teman dari berbagai kalangan di dalam maupun luar negeri. Prof. Dailami Firdaus, hemat saya, memiliki jaringan dan kerjasama yang luas, baik melalui lingkaran ke-As-Syafi`iyahan, keislaman, keilmuan, bisnis, hingga peminatan dalam bidang seni dan budaya Islam. Jaringan yang luas ini sangat penting dan bila dikelola dengan baik akan membawa dampak dan pengaruh yang besar bagi kemajuan masyarakat dan bangsa. Kepandaian Prof. Dailami Firdaus dalam bidang IT dapat dimanfaatkan untuk memperkuat komunikasi dan jaringan ini. Hal penting inilah yang pernah dipesankan oleh Derrick de Kerckhove di era baru sekarang ini:

“One must not limit one self to solely analyzing singular contents which are present on the internet, but instead should try and understand how people who create such contents are connected between themselves in a present, extended way. One must therefore consider the social dimintions of connectivity.”

  1. 5. Kesiapan menerima amanat kepemimpinan Transformatif,

Dengan berbagai kekuatan dan keunggulan yang saya sebutkaan di atas, maka tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Prof. Dailami Firdaus, memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menerima amanat kepemimpinan, yaitu kepemimpinan inspiratif dan transformatif. Kepemimpinan pada hakekatnya adalah kesanggupan memengaruhi orang lain agar tujuan dan cita-cita bersama menjadi kenyataan (leadership is influencing people to get things done to a standard and quality above their norm). Kepemimpinan transformatif menghendaki perubahan sosial dan kultural menuju the best ummah, seperti dikehendaki oleh Allah dalam Qur’an Surag Ali Imran /3 ayat 110. yang artinya;” Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran/3: 110.

Jakarta, 31 Maret 2012,

Dr. A. Ilyas Ismail, MA (Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas Islam As-Syafi`iyah, Jakarta)