Punya Basis Massa Kuat, Dailami Firdaus Bisa Jadi “Kuda Hitam” di Pilgub DKI
Februari 8, 2022RMOLJAKARTA. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dailami Firdaus berpeluang menjadi “kuda hitam” dalam kontestasi Pilgub DKI 2024. Apalagi senator asal DKI Jakarta itu memiliki basis massa yang kuat.
“Nilai lebih lainnya Bang Dailami Firdaus merupakan putera daerah,” kata Ketua Forum Wartawan Peduli Jakarta (FWPJ), Agus Supriyanto kepada wartawan, Senin (10/1).
Menurut Agus, saat ini FWPJ tengah menjaring dan memotret rekam jejak tokoh-tokoh potensial calon pemimpin Jakarta. Ada anggota DPRD DKI Jakarta, anggota DPR), menteri, unsur TNI/Polri, dan DPD.
“Nama Bang Dailami Firdaus termasuk salah satu tokoh potensial Jakarta yang masuk dalam radar FWPJ,” kata Agus.
Saat ditanya seberapa besar kans senator DKI itu? Agus menekankan bahwa dalam kontestasi seperti Pilkada, semua kandidat memiliki peluang.
“Yang penting, pertama, kandidat itu harus punya kendaraan dulu tentunya. Kedua, sejauh mana kandidat itu memenuhi aspek popularitas (dikenal). Ketiga, aspek akspetabilitas (diterima). Dan ketiga, aspek elektabilitas (dipilih). Apakah Bang Dailami bisa memenuhi tiga unsur itu? Tentu itu pertanyaannya yang harus dijawab,” kata Agus.
Agus menerangkan, jika dilihat dari rekam jejak Dailami Firdaus, maka selama ini, warga Jakarta cukup mengenal dengan baik.
“Yang kita tangkap dan kita potret selama ini, sepak terjang Bang Dailami cukup baik. Cukup dikenal warga Jakarta. Apa indikasinya? Pada Pemilu 2019, beliau dapat 376.164 suara (peringkat ke-5 dan sekarang jadi senator PAW menggantikan Sabam Sirait),” kata Agus.
Sementara pada Pemilu 2014, Dailami meraup 416.929 suara dan berhak lolos Senayan.
“Ini tidak main-main tentu dan bisa jadi investasi politik jika ingin maju di Pilkada Jakarta 2024,” kata Agus.
Persoalannya, kata Agus, tentu Dailami Firdaus harus mendapatkan “perahu” atau kendaraan bila ingin maju di Pilkada Jakarta 2024.
“Mau pakai perahu parpol atau jalur independen? Harus jelas dan dapat dulu perahu itu. Setelah itu, aspek akseptabilitas dan elektabilitas tentu harus diukur oleh Dailami,” demikian Agus.
sumber : RMOLJAKARTA