Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, Cucu “Singa Podium” Menjadi ‘Senator Betawi’
April 24, 2016 Jakarta (DFC) ~ Satu lagi kebahagiaan yang dimiliki kaum Betawi bertambah, betapa tidak, Prof. Dr. H. Dailami Firdaus membuktikan dirinya untuk tampil sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) untuk periode tahun 2014 hingga 2019.
Tampaknya sebuah peribahasa, yakni ‘buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’. Dan itu juga apa yang terjadi atau berlaku pada diri H. Dailami Firdaus tidak banyak berbeda dengan ibunda tercintanya, Prof. Dr. Hj. Tutty Alawiyah AS, MA, baik itu dari karier dan kehidupannya.
Perlu diketahui, Hj. Tutty Alawiyah AS merupakan pendiri organisasi kaum ibu terbesar di Indonesia, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), dan tentunya kita semua ingat, Hj. Tutty Alawiyah adalah putri dari ulama besar K. H. Abdullah Syafi’ie yang digelari “Singa Podium”. Jelas Prof. Dr. H. Dailami Firdaus merupakan turunan dari putra Jakarta tulen, wajar bila Dailami Firdaus dapat disebut sebagai ‘Senator Betawi’.
Kehidupan H. Dailami Firdaus sama seperti Ibunda Hj. Tutty Alawiyah, di bidang pendidikan tercatat sebagai dosen hingga menjabat sebagai Wakil Rektor di Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA). Di bidang Dakwah, boleh dikata hampir setiap Khotbah Jum’at, tausiyah, dan berbagai tabligh dilakukannya selalu rutin.
“Saya sering kali di undang untuk memberikan tausiyah atau tabligh, saya tidak pernah menolak sekalipun. Khususnya pada bulan Ramadhan, kadangkala para panitia masjid telah menetapkan saya untuk memberkan ceramah ramadhan, sehingga cukup padat,” papar H. Dailami Firdaus saat diwawancara wartawan, beberapa waktu lalu di ruang kerjanya gedung DPD-RI Senayan, Jakarta.
Memang H. Dailami Firdaus begitu bertekad untuk maju sebagai anggota DPD-RI, sesuai dengan yang menjadi mottonya, menginginkan Jakarta Maju Bermarbat dan Bermoral. Hal itulah pada tahun 2009 lalu, walau dengan tertatih-tatih H. Dailami Firdaus bertarung melalui jalur independen tetapi suaranya hanya menduduki peringkat 9 (Sembilan).
Kemudian dengan rasa percaya diri dan bertekad memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta. H. Dailami Firdaus makin sering turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi, tak segan-segan ia keluar masuk kampung-kampung Jakarta. Ia memberi motivasi kepada masyarakat untuk berbuat sebaik-baiknya sebagai warga Jakarta dan mengajak warga Jakarta menjadi contoh dalam setiap lingkungan.
“Alhamdulillah, saya mengucap syukur ke hadirat Allah Subhana wata’ala, pada periode berikutnya tahun 2014 dengan dibantu dan dukungan berbagai elemen masyarakat, akhirnya saya berhasil terpilih pada Pemilu Legislatif 4 April 2014,” ujar pria Betawi yang lahir di Jakarta, 12 Desember 1964 itu.
Sebagai catatan, pemilu legislatif, 9 April 2014 mengantarkan Dailami firdaus menjadi senator (anggota DPD RI) dari daerah pemilihan DKI Jakarta. Dailami Firdaus memperoleh 416.929 suara, dengan perolehan suara itu, Dailami Firdaus merupakan satu dari empat senator yang mewakili DKI Jakarta di Senayan. Senator lainnya Dr (HC) HAM Fatwa, Hj. Fahira Idris, SE, dan Abdul Azis Khaffia. Keterpilihannya sebagai salah satu senator karena Dailami Firdaus sudah akrab dengan masyarakat Jakarta melalui berbagai kegiatan sosial, pengajian, dan pendidikan.
H. Dailami Firdaus tidak ingin hanya sekadar tercatat sebagai anggota DPD-RI, tetapi ngin menjalankan fungsinya sebagai senator. Ia bertekad memperjuangkan aspirasi masyarakat Jakarta. Selain itu sebagai orang yang baru menjadi senator, Dailami Firdaus mengaku merasa perlu belajar dari pada Senator laiinya yang telah lebih dari satu periode menjadi anggota DPD. Apalagi di antara senator itu banyak yang juga pernah menjadi anggota DPR RI atau menjadi kepala daerah.
Menjadi senator yang mewakili lebih dari 10 juta warga Jakarta dan dituntut untuk ikut serta dalam memajukan ibukota, bukanlah pekerjaan mudah. Dan Dailami Firdaus memahami hal itu. Namun dengan bekal ilmu, pengalaman dan kedekatan dengan masyarakat selama puluhan tahun, Dailami Firdaus optimis dapat menjalankan amanah ini. “Insya Allah dengan dukungan banyak pihak, saya dapat menjalankan tugas ini,” tambah suami dari SR. Hidayati SE itu.
Agar dapat maksimal dalam menjalankan tugas, cucu K.H. Abdullah Syafi’ie membentuk sebuah tim bernama “Dailami Firdaus Center” yang disingkat DFC. Tim tersebut diberi tugas menampung aspirasi masyarakat dan melakukan eksekusi berupa bantuan, advokasi atau penerangan. Tentang tim ini, ia berujar, “Dengan Dailami Firdaus Center ini jangkauan tangan saya bisa lebih panjang, mata dan telinga saya bisa lebih banyak. Sehingga saya bisa cepat merespon atas apa yang terjadi di masyarakat,” papar Dailami Firdaus yang juga ahli di bidang teknologi informasi ini.
Prof. Dr. H. Dailami Firdaus adalah putra asli Betawi pasangan H. Achmad Chatib Naseh dan Hj Tutty Alawiyah AS. Dengan demikian, ia juga merupakan cucu KH Abdullah Syafi’ie, ulama Betawi ternama yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Dailami Firdaus lahir di Jakarta, 12 Desember 1964. Dari pernikahannya dengan SR Hidayati SE, dia dikaruniai empat anak: Abizar Hadi Ghifari, Bintang Akbar Yusuf, Finda Dania Fadhilah, dan Bunga Dania Fajriyah.
Dia mengaku sangat beruntung lahir dan besar dalam keluarga yang religus, peduli pada pendidikan dan cinta pada anak yatim/dhuafa. Dailami mengatakan dirinya banyak belajar dari sang ayah yang sabar dan cinta pada anak-anak yatim serta kaum dhuafa.
Sementara untuk berkiprah di dunia dakwah, pendidikan dan politik ia mengaku banyak belajar dari sang ibu. Kepedulian Dailami Firdaus, antara lain, diwujudkan dalam bentuk menampung, membina dan memberi bekal pendidikan kepadan anak-anak yatim dan dhuafa di Pesantren KhususYatim As-Syafiiyah. Kedekatannya dengan anak-anak yatim juga ia tunjukkan sewaktu-waktu mengiringi dengan keyboard anak-anak yatim bernyanyi. “Kalau sudah bersama anak-anak yatim, saya sudah merasa sangat bahagian,” katanya.
Prof. Dr. H. Dailami Firdaus ingin membuktikan bahwa ‘anak Betawi’ dapat ‘sekolah tinggi’. Ia juga tidak ingin hanya membanggakan kesuksesan dan popularitas orangtua. Maka, Dailami Firdaus pun berburu ilmu bahkan sampai ‘ke negeri China’. Gelar sarjana hukumnya ia dapatkan dari Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Sementara gelar S-2 LLM (Master of Laws) ia dapatkan dari American University. Sedangkan gelar doktor (S-3) ia selesaikan di Universitas Negeri Jakarta. Pada 1999, Dailami Firdaus mendapatkan gelar Profesor dari Jiaying University, Guangdong, Republik Rakyat China. Di negeri Cina itu pula, tepatnya di China University of Political Science and Law (CUPL), Dailami menjadi dosen tamu

Prof. Dr. H. Dailami Firdaus (kanan memakai kopiah/peci) saat menjadi Pembicara.
.